KEPENEGAKAN
PENDAHULUAN
Penegak secara etimologi
berasal dari kata dasar ‘tegak’ menurut kamus bahasa Indonesia artinya berdiri
dan diberi imbuhan pe- yang mempunyai makna ‘menjadi’. Apabila disatukan
mempunyai arti menjadi berdiri atau menjadi tegak atau bisa dikatakan yang
menegakkan. Diharapkan Penegak disini dapat berdiri tegak sendiri dengan
kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri tentunya dengan arahan orang dewasa.
>>>Cara Dapat Kuota Gratis Telkomsel<<<
Apabila kita
mengingat sejarah perjuangan bangsa maka kata ‘Penegak’ itu diambil dari
masa-masa menjelang kemerdekaan bangsa Indonesia hingga puncaknya yaitu saat
diproklamasikannya kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Inilah masa dimana bangsa Indonesia menjadi tegak, berdiri menjadi bangsa yang
merdeka dan berdaulat. Namun dalam masa menegakkan eksistensinya sebagai Bangsa
yang merdeka dan berdaulat, selalu ada tantangan hembusan angin yang kencang
yaitu pergerakan untuk sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia, untuk diakui
sebagai bangsa yang merdeka dengan jerih payah sendiri, pergolakan yang terjadi
di dalam negeri pun ikut mewarnai tegaknya bangsa ini. Untuk itulah, akhirnya
istilah tegak digunakan dalam Gerakan Pramuka sebagai kiasan dasar perjuangan
bangsa agar generasi muda Indonesia dapat menghargai perjuangan para pahlawan
bangsa dan menegakkan terus cita-cita proklamasi bangsa Indonesia.
Jika merujuk pada
pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega maka Penegak adalah masa
masa latihan bakti dan masa-masa persiapan pengabdian yaitu masa menerapkan
hasil latihan yang telah didapat selama dalam masa latihan bakti. Maka Penegak
disini digambarkan sebagai kader yang dipersiapkan untuk dapat memberikan
sumbangsih bagi masyarakat luas. Tentunya tergantung dari proses latihan yang
dijalankan selama masa kepenegakan, hasil yang diperoleh dapat menjadi tolak
ukur kualitas latihan Penegak.
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20
tahun. Secara umum usia tersebut disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut
juga masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yang
kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila
tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal
cinta dengan lain jenis kelamin.
Pergerakan golongan Penegak disebut pergerakan bakti. Bagi seorang Penggalang
yang masuk Ambalan Penegak, berarti melanjutkan latihan yang telah diterima di
golongan Siaga dan Penggalang dan Ambalan Penegak adalah tempat mempraktekkan
dan menyempurnakan pendidikannya dalam Gerakan Pramuka. Bagi mereka yang belum
pernah menjadi Pramuka dapat diterima sebagai anggota Ambalan sedikitnya telah
memenuhi syarat-syarat Penggalang Ramu. Kepenegakan adalah latihan ke arah
kemandirian dan tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik
diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal pengabdian dan berguna
bagi masyarakat, memilih cara hidup yang dipedomani Trisatya dan Dasadarma.
Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka lingkaran
dunianya lebar-lebar serta mandiri. Maka bentuk upacara pembukaan dan penutupan
latihan Ambalan Penegak adalah berupa barisan yang terbuka dari semua sudut,
yakni bersaf satu lurus di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah
kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa
berada di ujung barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah
dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina dalam membina Penegak adalah
memberi porsi lebih besar terhadap pemberian dorongan, motivasi dan arahan (Tut
Wuri Handayani), dibandingkan dengan di tengah-tengah menggerakkan (ing madya
mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tulada).
Proses pembentukan jiwa dan mental dalam dunia kepenegakan dilakukan melalui
Sandi Ambalan yang dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan,
serta perjalanan spiritual (hike) dan renungan jiwa sebagai sarana introspeksi
dan retrospeksi seorang Penegak.
MATERI POKOK
1. Ambalan Penegak.
a.
Ambalan adalah Satuan kelompok
Pramuka Penegak yang terdiri atas 12 – 32 Pramuka Penegak. Kata Ambalan
berasal dari bahasa Jawa ambal-ambalan, yakni kegiatan yang dilakukan terus
menerus oleh sekelompok orang. Ambalan Penegak mengandung pengertian kiasan
dasar yakni kegiatan (bakti dan persaudaraan) yang terus menerus dilakukan
dalam menegakkan dan mengisi Kemerdekaan Bangsa. Ambalan atau ambal dalam
bahasa Lampung mengandung pengertian karpet indah yang paling lebar yang
digunakan untuk bermusyawarah. Ambalan mempunyai konotasi lain yaitu sebagai wadah
berkumpul melakukan suatu musyawarah sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan.
b.
Nama Ambalan umumnya
menggunakan nama pahlawan. Namun tidak menutup kemungkinan nama Ambalan juga
diambil dari nama-nama senjata atau nama kerajaan dalam pewayangan atau nama
ceritera legenda. Dalam pemilihan nama tentunya diambil yang terbaik menurut
anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota
Ambalan.
c.
Ambalan dipimpin oleh seorang
Ketua disebut Pradana yang dipilih berdasarkan musyawarah anggota ambalan.
d.
Ambalan yang ideal memiliki
markas Ambalan, yakni tempat di mana Ambalan itu berkumpul. Markas ini biasanya
diberi nama Sanggar. Setiap Ambalan memiliki bendera Merah Putih, bendera
Pramuka, bendera Ambalan (bila ada), bendera WOSM, pusaka ambalan, sandi
ambalan, tiang bendera, tali-menali, dilengkapi dengan peralatan tulis-menulis
(mesin ketik, komputer, printer), peralatan memasak, serta peralatan
perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
2. Sangga
a. Kelompok kecil dalam Ambalan Penegak disebut Sangga yang beranggotakan
4 – 8 Pramuka Penegak.
b. Kata Sangga
mengandung pengertian sebagai penopang. Sangga di dalam Ambalan memberi
pengertian sebagai penopang kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.
Sangga juga mempunyai arti sebagai rumah kecil (gubug, saung) tempat
merencanakan berbagai kegiatan. Nama Sangga disusun sesuai dengan kiasan dasar
yakni: Sangga Perintis, Penegas, Pendobrak, Pencoba dan
Sangga Pelaksana.
1) Perintis
Nama sangga Perintis di
ambil dari peristiwa sebelum tahun 1908, yaitu saat di mana bangsa Indonesia
masih dalam penjajahan, dan bangsa Indonesia mulai merintis dan menyatukan
kekuatan untuk berjuang demi melawan para penjajah
2) Pencoba
Nama sangga
Pencoba diambil dari peristiwa pada tahun 1908, tepatnya pada tanggal 20 Mei.
Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan Nasional. Kebangkitan
Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme
serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumya tidak
pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan peristiwa
penting, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908).
3) Penegas
Sangga Penegas
diambil dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1928, yakni pada peristiwa
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober saat Kongres Pemuda II. Pada saat inilah
bangsa Indonesia mulai menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia untuk
berjuang dan berdiri dari ketertindasan.
4) Pendobrak
Nama
Pendobrak diambil untuk mengingat kita akan perjuangan para pahlawan yang telah
berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa
menikmati kemerdekaan hingga saat ini.
5) Pelaksana
Sangga
pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang.
Saat Indonesia masuk pada masa pembangunan, sangga ini juga mengingatkan kita
untuk mengisi kemerdekaan, agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.
Penggunaan nama sangga lain juga dapat digunakan, sesuai
dengan keinginan kelompok tersebut. Semangat dan nilai-nilai yang dijunjung
akan selalu menjadi pertimbangan kelompok saat memilih nama sangga.
c. Setiap Sangga memiliki Pemimpin Sangga dan Wakil Pemimpin Sangga,
yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Sangga.
3. Pembina dan
Instruktur
a. Setiap Ambalan dan
Sangga Penegak idealnya memiliki Pembina. Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka
Pembina Ambalan/Sangga putra harus seorang pria, dan Pembina Ambalan/Sangga putri
harus seorang wanita. Hubungan antara Pembina Ambalan/Sangga dengan anggota
Sangga seperti hubungan antara kakak dan adik, sedangkan hubungan Pembina Ambalan dengan Pembina
Sangga sama seperti hubungan pada anggota dewasa Gerakan Pramuka lainnya yakni
hubungan persaudaraan atau kekerabatan, bukan seperti hubungan antara atasan
dan bawahan.
b. Ambalan yang
menginginkan materi-materi sebagai bekal keterampilan dalam hubungannya dengan
life-skill, dapat mengundang instruktur yang ahli di bidangnya.
4. Peminatan
Di dalam Gerakan Pramuka terdapat lembaga-lembaga yang
dapat memberikan pendidikan khusus yang menjurus kepada peminatan yang disebut
dengan Satuan Karya (Saka). Ada 8 Saka atau 8 peminatan dalam Gerakan Pramuka
yakni :
(1) Saka Bahari – minat kelautan,
(2) Saka Bakti Husada – minat pelayanan kesehatan,
(3) Saka Bhayangkara – minat hukum dan kemasyarakatan,
(4) Saka Dirgantara – Minat keangkasaan,
(5) Saka Kencana – minat penyuluhan kependudukan,
(6) Saka Taruna Bumi – minat pertanian, perikanan dan peternakan,
(7) Saka Wana Bhakti – minat kehutanan,
(8) Saka Wira Kartika – minat kesatriaan darat.
Keanggotaan dalam Saka bersifat tidak permanen karena anggota Saka dapat
menjadi anggota beberapa Saka sesuai dengan minatnya, dan tidak melepaskan diri
dari keanggotaan gugusdepannya.
5. Dewan
Penegak (Dewan Ambalan)
a. Untuk mengembangkan
kepemimpinan dan mengikutsertakan dalam pengambilan keputusan bagi Pramuka
Penegak, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, disingkat Dewan Penegak yang dipimpin
seorang Ketua disebut Pradana dengan susunan sebagai berikut :
1) Seorang Ketua yang disebut Pradana
2) Seorang Pemangku Adat ( penjaga kode etik ambalan)
3) Seorang Kerani
4) Seorang Bendahara
5) Beberapa orang anggota
b. Dewan tersebut
dipilih dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga. dipilih dari para
pemimpin Sangga dan atau wakil pemimpin Sangga.
c. Pembina Pramuka
Penegak dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak tidak masuk dalam Dewan Ambalan.
Pembina Ambalan bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing
dan mempunyai hak dalam mengambil keputusan terakhir.
d. Dewan Penegak bertugas :
1) Menyusun perencanaan, pemrograman, pelaksana program dan
mengadakan penilaian atas pelaksanaan kegiatan.
2) Menjalankan
dan mengamalkan semua keputusan dewan.
3) Mengadministrasikan
semua kegiatan satuan.
4) Keputusan
Dewan dibuat secara demokratis
6. Dewan Kehormatan Penegak
a. Dewan Kehormatan Penegak adalah dewan
yang dibentuk untuk mendampingi Dewan Penegak yang anggotanya terdiri atas para
anggota Ambalan yang sudah dilantik, dan diketuai oleh Pemangku Adat
b. Tugas Dewan Kehormatan adalah untuk
menentukan:
1) Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasa dan tindakan atas
pelanggaran terhadap kode kehormatan
2) Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
3) Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak
c. Pembina bertindak sebagai penasehat
7. Kegiatan Penegak
a. Kegiatan Penegak adalah kegiatan yang
berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat bagi diri dan masyarakat
lingkungannya. Kegiatan Penegak berasal dari Penegak, oleh Penegak, dan untuk
Penegak, walaupun tetap di dalam tanggungjawab Pembina Penegak.
b. Materi yang akan dilatihkan pada
hakekatnya semua aspek hidup yang nilai-nilai dan keterampilan. Materi dikemas
sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni:
Health, Happiness, Helpfulness, Handicraft. Materi latihan datang dari hasil
rapat Dewan Penegak, namun demikian Pembina sebagai konsultan dapat menawarkan
program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat.
c. Proses penyampaian materi bagi Penegak
adalah:
• Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do dan
learning to live together).
• Learning to be (meliputi: Learning by teaching; Learning to serve;
Serving to earn).
d. Di dalam latihan, dapat dilakukan
pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Pramuka Garuda (SPG),
dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKU dan SPG merupakan standar nilai-nilai
dan keterampilan yang dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK adalah
standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak
semua SKK yang tersedia dianjurkan untuk dicapai. Hasil pendidikan dan
pelatihan Pramuka Penegak dilihat dari SKU - SPG yang dicapai dan SKK yang
diraih. SKU Penegak terdiri atas 2 tingkatan, yakni: Peneegak Bantara dan Penegak Laksana. Setelah menyelesaikan Syarat
Kecakapan Umum Penggalang Terap, seorang Penggalang diperkenankan menempuh
Pramuka Garuda (SPG) yang dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout. Di
tingkat internasional ada perkumpulan Pramuka yang telah mencapai Eagle Scout
yang disebut ATAS (Association of Top Achievement Scout).
e. Secara garis besar kegiatan Penegak
dibagi menjadi Kegiatan Latihan rutin dan kegiatan insidental.
Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
Kegiatan latihan biasa dimulai dengan:
- Upacara pembukaan latihan.
- Pemanasan dapat dilakukan dengan permainan ringan, ice breaking,
diskusi mengenai program Ambalan atau kegiatan bakti masyarakat, atau
sesuatu yang sifatnya menggembirakan tetapi tetap mengandung pendidikan.
- Latihan inti, dapat diisi dengan hal-hal yang meliputi penanaman
nilai-nilai dan sekaligus keterampilan. Berbagai cara untuk menyajikan
nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara langsung (misalnya
keterampilan beternak ayam, beternak ikan hias, beternak lebah, membuat vas
bunga dari bambu, penyuluhan narkoba, penyuluhan kependudukan kepada
masyarakat, bakti latihan memberi materi baris-berbaris ke satuan Penggalang),
dsb.
- Latihan penutup, dapat diisi dengan permainan ringan, menyanyi,
atau pembulatan dari materi inti yang telah dilakukan.
- Upacara penutupan latihan. Pembina Upacara menyampaikan rasa
terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Penegak, dan memberi
motivasi kepada Penegak agar tetap menjadi warganegara yang berkarakter.
2) Bulanan/ dua bulanan
/ tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa
diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Penegak dan Pembinanya. Jenis
kegiatan berbeda dengan kegiatan rutin mingguan seperti menyelenggarakan
bazaar, pertunjukkan kesenian, kunjungan sosial, membantu kegiatan kelompok
remaja putri di desa seperti menjahit, memasak dll, hiking, rowing, climbing,
mountainering, junggle survival, orientering, swimming, kegiatan-kegiatan
permainan high element, dan low element, praktek pionering yang sebenarnya,
first aids, bakti masyarakat, berkemah.
3) Latihan Gabungan
(Latgab).
Pada hakekatnya latihan gabungan ini adalah latihan bersama dengan gugusdepan
lain, sehingga terjadi pertukaran pengalaman antara sesama Penegak, dan antara
sesama Pembina. Materi kegiatannya sama dengan kegiatan bulanan/ dua bulanan /
tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
4) Kegiatan Kwartir
Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis kegiatan kita kategorikan dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan
tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, empat tahunan, atau lima tahunan yang
diputuskan dan diselenggarakan oleh Kwartirnya. Misalnya kegatan:
a) Gladian Pemimpin Satuan.
b) KIM (Kursus Instruktur Muda)
c) LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penegak & Pandega).
d) LPDK (Latihan Pengelola Dewan Kerja).
e) Berbagai Kursus Keterampilan.
f) Berbagai jenis kursus kewirausahaan.
g) Mengerjakan berbagai proyek bakti.
h) Raimuna (Pertemuan Penegak & Pandega Puteri dan Putera).
i) Perkemahan Wirakarya (kemah bakti Penegak
dan Pandega Puteri Putera, mengerjakan proyek-proyek yang bermanfaat bagi
masyarakat).
j) Sidang Paripurna (untuk Dewan Kerja)
k) Musppanitera (Musyawarah Penegak & Pandega Puteri-Putera).
l) Moot seperti Raimuna di tingkat internasional.
5) Kegiatan Insidental
Kegiatan ini merupakan kegiatan partisipasi mengikuti kegiatan lembaga-lembaga
Pemerintah atau lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti pencanangan say no
to drug yang diselenggarakan oleh BNN, atau Departemen Kesehatan; kegiatan
penghijauan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, Kegiatan Imunisasi,
Kegiatan bakti karena bencana alam, dan sebagainya.
0 Response to "Materi Kepenegakan"
Post a Comment
Tinggalkan komentar